Purworejo, 23 Oktober 2025 - Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat terhadap berbagai potensi resiko bencana, Desa Purworejo mengadakan Sosialisasi Tanggap dan Tangguh Bencana pada Kamis, 23 Oktober 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula balai Desa Purworejo dengan yang dihadiri BPBD Lampung Timur, Perwakilan Damkar, Kepala Desa, Kepala Dusun, BPD, RT, Linmas dan Tokoh masyarakat desa.

Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu:

1. Indra Gunawan selaku sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Timur
2. Gilang Prayoga selaku analis kebakaran dari Pemadam Kebakaran Lampung Timur

Materi 1: Klasifikasi Bencana dan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

Dalam paparannya, Bapak Indra Gunawan menjelaskan 3 kriteria bencana yaitu:

• Bencana alam, yaitu bencana yang disebabkan oleh alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kekeringan, banjir dan angin topan yang dapat mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat.
• Bencana non-alam, yaitu bencana yang diakibatkan oleh perisitwa non alam seperti epidemi, kebakaran, kecelakaan dsb.
• Bencana sosial, bencana yang disebabkan oleh manusia, seperti konflik sosial antar kelompok atau aksi teror.

Di penjelasan selanjutnya Beliau juga menjelaskan beberapa langkah penting dalam persiapan siaga bencana:

• Identifikasi Risiko dan Pemetaan Bahaya
• Penyuluhan dan Pendidikan
• Pengembangan Rencana Tanggap Darurat
• Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
• Peningkatan Sistem Peringatan
• Kerjasama Antar Lembaga, dan
• Pembentukan Staff Anti Bencana

Materi 2: Penyebab Kebakaran dan Cara Menanggulanginya

Gilang Prayoga memberikan edukasi penting tentang cara menghindari kebakaran dan cara mengatasinya.

Beberapa poin utama yang disampaikan:

• Tiga unsur utama pembentuk apiadalah panas, oksigen dan bahan bakar. Ketiganya saling terkait dalam segitiga api, dan jika salah satu unsur dihilangkan maka api tidak akan bisa menyala.
• Klasifikasi api(kebakaran) berdasarkan jenis bahan bakar dan metode pemadamannya:
• Kelas A: Kebakaran yang melibatkan bahan padat organik seperti kayu, kertas dan plastik. Metode pemadaman yaitu pendinginan dengan air untuk menurunkan suhu bahan bakar dan penyelimutan menggunakan APAR berjenis foam.
• Kelas B: Melibatkan cairan dan gas yang mudah terbakar, seperti bensin, solar dan gas LPG. Metode pemadaman menggunakan APAR busa atau karbon dioksida (CO2) dan menghentikan pasokan bahan bakar ke api.
• Kelas C: Berasal dari perlatan listrik yang berfungsi seperti TV, komputer dan panel listrik ataupun konsleting arus listrik. Metode pemadaman dengan memutus arus listrik dan pemadaman dengan media yang tidak menghantarkan listrik (non-konduktif) seperti CO2 atau serbuk kimia kering.
• Kelas D: Melibatkan logam yang mudah terbakar seperti magnesium, aluminium, pottasium dan sodium. Metode pemadaman menggunakan media pemadam khusus untuk mendinginkan bahan bakar dan membentuk kerak untuk memisahkan api dan udara. Media pemadaman yang cocok yaitu sebuk kering khusus (dry powder). Hindari penggunaan air karena dapar menyebabkan reaksi kimia yang eksplonsif.

Melalui sosialisasi ini, Desa Purworejo berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesiapan menghadapi bencana. Dalam sambutannya, kepala Desa Purworejo menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas antusiasme mereka dalam mengikuti kegiatan ini. Di akhir acara juga dilakukan pembentukan staff anti bencana Desa Purworejo.

Mari bersama wujudkan Desa Purworejo yang lebih sehat, tanggap, dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan di masa depan!